Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
Cacing yang sudah banyak dibudidayakan adalah
- Cacing Lumbricus Rubellus
- Cacing Africa
- Cacing Biru ( Perionyx )
- Cacing Tiger ( Eisenia Fetida)
Keempat jenis cacing tanah ini pada umumnya mmereka memiliki ciri-ciri yg sama yaitu :
Cacing tidak memiliki tulang belakang atau avertebrata. Makanya sering disebut binatang lunak.
Cacing tanah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan (anterior) dan bagian belakang (posterior), Dibagian depan ada mulut dan klitelum, dibagian belakang ada anus/ dubur.
Cacing tidak memiliki kerangka luar, karena seluruh tubuhnya dilindungi oleh kutikula (kulit bagian luar).
Cacing tidak memiliki alat gerak.
Cacing tidak memiliki mata.
Sebagai pengganti mata, cacing mempunyai prostomium, yaitu organ syaraf perasa yang berbentuk seperti bibir yang menutupi mulutnya.
Untuk dapat bergerak cacing menggunakan otot-otot tubuhnya yang panjang dan tebal yang melingkari tubuhnya.
Lendir ditubuhnya memudahkan dia bergerak dalam tanah.
Ditubuhnya terdapat yang sebut seta, seta adalah sejenis rambut yang relatif keras dan pendek, seta menempel pada tubuh cacing dan seta mempunyai daya lekat yang kuat, sehingga cacing dapat melekat kuat pada satu benda.
Cacing tidak memiliki alat pernapasan, untuk bernapas dia mengandalkan kulitnya.
Cacing tanah bereaksi negatif terhadap sinar matahari atau sinar lainnya.
Cacing mempunyai klitelum, yang berguna untuk perkembangbiakannya.
Masa hidupnya sekitar 1 – 5 tahun.
1. Lumbricus Rubellus
Warnanya kemerahan, maka dari itu sering disebut cacing merah/redworm
Gerakannya lambat.
satu tahun bisa mengasilkan 106 kokon, tiap kokon bisa berisi 1-4 juvenil (anak cacing)
Bisa bertelur setiap 21 hari sekali setelah mencapai dewasa.
Usia produktifnya 4-10 bulan.
Berukuran panjang sekitar 10-15cm.
2. African Nightcrawlers
Warna kulitnya merah kehitaman.
Gerakannya lamban.
Bisa bertelur sekitar 30 hari sekali setelah dewasa,
Usia produktifnya 4-24 bulan.
Berukuran lebih besar dari lumbricus, dengan panjang anatar 15-30cm.
3. Perionyx Excavatus ( cacing biru/liar )
Warna kulitnya cenderung hitam.
Bila diberi cahaya dari bawah tubuhnya, tubuhnya berwarna biru, maka dari itu sering disebut cacing biru.
Gerakannya sangat lincah, maka sering juga disebut cacing liar.
Bisa bertelur setiap 30 hari sekali setelah dewasa.
Usia produktifnya sekitar 4-12 bulan
Berukuran lebih besar dari cacing merah dan tiger, dengan panjang sekitar 10-20cm
4. Eisenia Fetida ( cacing tiger/harimau )
Warnanya kemerahan.
Gerakannya lamban.
Sekujur tubunhnya ada garis kitam menyerupai gelang, hingga disebut cacing tiger/ harimau.
Bisa bertelur setiap 21 hari sekali setelah mencapai dewasa.
Satu telur bisa berisi 6-7 ekor anak cacing ( Juvenil).
Usia produktifnya sekitar 4-10 bulan.
Berukuran sebesar isi bolpoin dengan panjang sekitar 10 – 15 cm.
Sumber Gambar dan keterangan :
- Wikipedia
- http://www.bengkelden.com/artikel/perbedaan-lumbricus-rubellus-eisenia-foetida-ferionyx-dan-africa.html
Tentang Blog
Share everything about CSS Trick and Tips
Follow: | Google+ | Facebook |
Enter your email address to get update from CSS Tuts.
Related Posts